BANTENRAYA.COM – Lahan pertanian di Kabupaten Lebak dan Pandeglang dikabarkan diserang oleh hama yang merusak tanaman padi.
Hal itu disampaikan oleh anggota DPRD provinsi Banten daerah pemilihan Lebak Iip Makmur.
Iip mengungkapkan, dia mendapatkan banyak laporan dari para petani terutama yang ada di Lebak dan Pandeglang tentang maraknya hama yang menyerang lahan pertanian para petani.
Baca Juga: Series Rintik Terakhir Episode 1 Full Movie: Sinopsis Disertai dengan Link Nonton Bukan LK21
Hama hama itu berupa tikus, babi hutan, hingga monyet yang merusak hasil panen petani dan kebun mereka.
Terkait adanya hama babi hutan, Iip memperkirakan bahwa babi-babi hutan itu merusak tanaman dan kebun petani karena terjadinya pembabatan hutan.
Akibatnya babi hutan kehilangan makanan alami yang biasa didapatkan di hutan tersebut. Akhirnya, babi-babi itu merambah ke lahan milik petani.
“Babi hutan ini mungkin karena ada pembukaan hutan,” kata Iip, Rabu (19/8/2025).
Meski demikian, hingga saat ini Iip belum mendapatkan informasi pasti tentang berapa luas lahan yang rusak oleh serangan hama tersebut.
Dia pun meminta agar Dinas Pertanian Provinsi Banten segera turun tangan untuk mengendalikan serangan hama yang akan merugikan para petani tersebut.
“Dinas pertanian harus segera melakukan tindakan konkret untuk mengatasi hama ini,” katanya.
Baca Juga: Dapur MBG di Jombang Diresmikan Robinsar, Siap Layani Ribuan Peserta Didik Pekan Depan
Politisi PKS ini mengatakan, dia saat ini akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi Banten untuk segera mengatasi masalah ini.
Sebab ada juga petani yang gagal panen akibat serangan hama ini.
Iip mengatakan, selain pemberian racun tikus hal yang juga bisa ditiru dalam konteks pengendalian tikus adalah apa yang dilakukan oleh masyarakat Karawang, Jawa Barat, yang memelihara burung hantu sebagai pemangsa tikus.
Baca Juga: Rancangan Perubahan APBD 2025 Kabupaten Serang: Pendapatan Turun, Belanja Daerah Disesuaikan
Cara ini menurutnya lebih efektif dalam mengendalikan hama tikus yang menyerang padi para petani.
“Tapi memang perlu dikaji juga apakah itu akan efektif di Banten,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid mengaku belum mendengar adanya serangan monyet dan babi hutan terhadap lahan pertanian di Banten.
Baca Juga: Lewat Mekaarpreneur, PNM Buktikan Komitmen Dukung UMKM Ultra Mikro Naik Kelas di Jawa Barat
Karena itu, dia akan mengkonfirmasi terlebih dahulu kabar tersebut, terutama kepada Iip Makmur yang menerima aduan dari masyarakat petani tersebut.
Sementara untuk serangan hama tikus, dia mengakui hal itu memang kerap terjadi.
Sejauh ini dia mengklaim sudah melakukan pengendalian tikus dengan berbagai cara.
Ada kalanya pengendalian dilakukan dengan memberi racun, pemanfaatan burung hantu, hingga gropyokan.
Baca Juga: 892 Siswa SMPN 1 Kramatwatu Nikmati Program Makan Bergizi Gratis, Ini Menu yang Didapatkan
Gropyokan adalah metode memburu tikus yang dilakukan para petani langsung di lahan pertanian mereka.
Dengan cara ini, tikus yang tertangkap langsung dihabisi. Biasanya lubang tikus akan diberi obat berasap yang akan memaksa tikus keluar dari sarang.
Setelah keluar, maka para petani akan memburu tikus-tikus tersebut.
Meski demikian, Agus mengklaim tidak ada serangan hama yang bisa menyebabkan kegagalan panen. Dia mengklaim serangan hama biasanya hanya akan merusak lahan pertanian tidak sampai 20 persen.
“Serangan tikus tidak menyebabkan gagal panen, tidak sampai 20 persen,” katanya. ***