BANTENRAYA.COM – Komisi V DPRD Banten akhirnya turun tangan untuk menyelesaikan persoalan dugaan pelecehan seksual yang terjadi di SMA Negeri 4 Kota Serang.
Anggota Komisi V DPRD Provinsi Banten Yeremia Mendrofa mengatakan, pihaknya akan mendorong DP3AKKB Provinsi Banten agar turun menangani masalah ini.
“Sementara ini saya akan follow up agar DP3AKB turun ke lapangan,” kata Yeremia, Rabu 9 Juli 2025.
Ia mengatakan, sejauh yang dia tahu hingga saat ini belum ada laporan dari para korban kepada pihak berwajib atau kepada dinas terkait, dalam hal ini DP3AKKB Provinsi Banten.
Padahal, dalam kasus semacam ini semestinya didahului dengan adanya laporan dari korban.
“Kasus ini harus ada pelaporan. Kita mendorong pihak keluarga agar bisa memberikan laporan ke polisi atau komnas perlindungan anak untuk mendapatkan pendampingan,” ungkapnya.
Baca Juga: Banking Service Excellence 2025 Jadi Ajang Pembuktian BRI, Sabet 11 Penghargaan Sekaligus
“Kepada korban juga kita mendorong supaya keluarga korban memberikan laporan kepolisian atau kepada komnas perempuan melalui SAPA 129 punya kementerian supaya bisa ditindaklanjuti supaya ada efek jera kepada pelaku,” katanya.
Politikus PDI Perjuangan ini mengatakan, berkaitan dengan kasus kekerasan seksual semacam ini saksi akan dilindungi oleh undang-undang sehingga korban seharusnya tidak takut untuk melapor.
Bila tidak mau melaporkan langsung bisa juga dengan menghubungi layanan SAPA 129 melalui hotline 021-129 atau ke nomor WhatsApp 08111-129-129.
Baca Juga: Numpang Sekolah Lain 4 Tahun, Pemkot Cilegon Akhirnya Resmikan Gedung Baru SMPN 15 Cilegon
Yeremia mengatakan, pihaknya menolak setiap tindak kekerasan anak dan perempuan di Provinsi Banten.
Sebagai wujud keseriusan, pada tahun lalu DPRD Banten telah merevisi perda berkaitan dengan perlindungan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Yeremia pun mendorong agar kasus ini diselesaikan secara hukum. Karena itru, dia menginginkan agar kasus ini diawali dengan laporan oleh korban.
Baca Juga: Rakerda MUI Kota Cilegon, Bahas Program Organisasi hingga Permasalahan Umat
Sementara itu, mantan Kepala SMA Negeri 4 Kota Serang Ade Suparman kepada wartawan mengakui saat dia menjabat sebagai kepala sekolah sekitar tahun 2023 memang ada laporan kasus pelecehan seksual. Namun, kasus itu sudah selesaikan dengan cara musyawarah.
Saat ditanya mengapa kasus itu tidak diselesaikan dengan jalur hukum, dia mengatakan, bila sebuah masalah masih bisa diselesaikan dengan kekeluargaan dan musyawarah, maka cara itu dahulu yang akan ditempuh.
Karena itu, pelaporan ke polisi tidak dilakukan pihak sekolah karena menganggap masalah tersebut telah selesai.
Baca Juga: Siapa Arya Daru Pangayunan? Diplomat Muda Kemenlu yang Ditemukan Tewas Kepala Terlilit Lakban di Kos
“Pernah terjadi (pelecehan seksual-red) benar di tahun 2023 kalau tidak salah, iya betul itu pas saya masih menjabat,” ujar Ade.
Ade pun mengaku hanya memberikan sanksi berupa skorsing kepada oknum guru yang diduga melakukan pelecehan seksual kepada siswi tersebut. Meski demikian, pelaku tetap diizinkan untuk tetap mengajar.
“Sanksinya diberikan skorsing untuk tidak ngajar dulu, kemudian diberhentikan dari jabatannya, hanya mengajar saja. Enggak (diberhentikan), selama masih bisa diselesaikan secara internal,” ujarnya.
Baca Juga: Hilang Tiga Bulan, Warga Kabupaten Serang Yang Punya Kelainan Mental Ditemukan di Kalimantan Barat
Meski mengakui pernah ada kasus pelecehan, namun Ade Suparman menolak mengungkapkan identitas oknum guru tersebut, meski hanya sekedar inisialnya.
Plt. Kepala SMA Negeri 4 Kota Serang Nurdiana Salam juga enggan mengungkapkan identitas pelaku tersebut kepada wartawan.
Sebelumnya viral kasus dugaan pelecehan seksual di media sosial yang diduga dilakukan oleh salah satu guru di SMA Negeri 4 Kota Serang.
Lewat akun Instagram @savesmanfourkotser, akun ini mengungkapkan sejumlah masalah pada sekolah tersebut, salah satunya dugaan pelecehan seksual kepada para siswi.
Lewat unggahan akun ini menampilkan sejumlah pengakuan siswi yang pernah menjadi korban pelecehan seksual.
“Gesekan tangannya ke payudara saya. Sekian cerita dari saya, semoga cerita saya tersebar agar tidak ada lagi korban dari guru brengsek itu,” begitu salah satu percakapan dalam unggahan tertanggal 9 Juli 2025. ***